√ 6+ Tips Wawancara Kerja Mengatakan Kesan Pertama!
Tips Wawancara Kerja - Kesan pertama yaitu salah satu tips dan faktor yang sangat berperan dalam menentukan berhasil atau tidaknya seorang calon dalam menghadapi wawancara kerja (first Impression counts).
Setelah terpilih menjadi calon yang diwawancara, kesan pertama yang ditampilkan oleh calon karyawan harus betul betul meyakinkan pewawancara yang sudah banyak pengalaman.
Bilamana kesan pertama yang dilakukan kurang meyakinkan, hilanglah kesempatan mendapat kerja. Lalu bagaimana caranya semoga sanggup menawarkan kesan pertama luar biasa ketika melaksanakan wawancara kerja (Interview)?
Kalau dijabarkan tips interview yang baik meliputi: tiba di kawasan wawancara sebelum waktu yang ditentukan atau tidak terlambat, ketuklah pintu sebelum masuk ruang interview, mengucapkan salam selamat pagi, siang, sore sambil menawarkan tatapan mata (eyecontact) yang bersahabat, tidak duduk sebelum dipersilahkan duduk, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk wawancara.
Duduk tegap (bukan berarti kaku), lebih kearah penuh percaya diri, antusias dalam menjawab setiap pertanyaan, namun tetap menjadi pendengar yang baik dan tidak ‘mewawancarai’ si pewawancara.
Kalau diberi kesempatan untuk bertanya, bertanyalah dengan memperlihatkan calon yaitu seorang yang bisa bersosialisasi, bakir menyesuaikan diri dan punya inisiatif dan berkesan.
Beberapa pertanyaan jebakan sanggup dilakukan oleh pihak HRD seperti: Apakah Anda serius dengan lowongan pekerjaan ini? dan Apakah olah raga yang Anda sukai?
Dari balasan di atas terkesan calon karyawan tersebut menawarkan kesan sombong, tidak ramah, dan menantang. Apakah pewawancara akan mempertimbangkan calon dengan perilaku mental ibarat itu? Tentu tidak! Masih tersedia calon-calon yang lebih bermutu.
Pewawancara yang berpengalaman akan dengan simpel menangkapnya dalam kalimat-kalimat berikut.
“Itu BUKAN SALAH SAYA, atasan saya tidak menawarkan klarifikasi yang lengkap.”
Apakah kalimat ini memperlihatkan perilaku mental positif (Positive Attitude/PA)?
Tidak, alasannya yaitu calon karyawan melempar tanggung jawab, dengan menyalahkan atasannya.
Jika kurang jelas, beliau bisa bertanya sebelum menjalankan kiprah tersebut, ini bertanda perilaku mental negatif yang lebih bahagia menyalahkan pihak lain, mengeluh, ini calon yang menentukan menjadi korban/victim daripada pemenang/victor.
“Saya belum berusaha sungguh-sungguh, kurang kreatif, sehingga saya BELUM BERHASIL”
Inti dari kalimat ini sangat terang bahwa calon tidak melempar tanggung jawab, dan optimis beliau AKAN BEHASIL di masa yang akan datang. Inilah indikasi perilaku mental positif (Positive Attitude/PA).
Contoh penerapan perilaku mental positif (Positive Attitude/PA) dalam dunia kerja adalah: seorang karyawan mendapat teguran dan surat peringatan dari administrator kawasan ia bekerja.
Teguran tersebut ia dapatkan alasannya yaitu suatu kesalahan yang beliau lakukan akhir kurang jelasnya gosip yang disampaikan oleh manager. Saat mendapat teguran tersebut, apabila ia bersikap mental positif (Positive Attitude/PA), ia akan berusaha memperbaikinya, tanpa menyalahkan manager.
Artinya, apabila gosip dari manager kurang jelas, karyawan tersebut sanggup menanyakan kembali gosip tersebut hingga jelas.
“DAPATKAH saya menuntaskan kiprah ini?/CAN I do it?”
Dapatkah’ memperlihatkan perilaku yang ragu-ragu, bukan keyakinan yang tak tergoyahkan dan memberi kekuatan.
“BAGAIMANA saya DAPAT menuntaskan kiprah ini?/HOW CAN I do it?"
Dengan kata ‘bagaimana’, ini berindikasi berusaha mencari jalan keluar/solusi dan yakin bisa menuntaskan kiprah tersebut (keyakinan tak tergoyahkan dan memberi kekuatan).
“Saya akan COBA USAHA selesaikan kiprah ini, tapi TIDAK JANJI ya/I will TRY to complete this assignment.”
Inti kalimat ini memperlihatkan setengah hati, alasannya yaitu akan COBA, jikalau ketemu kendala super berat, saya menyerah.
“Saya HARUS menuntaskan kiprah ini!”
Dengan kata HARUS, berarti apapun yang terjadi, HARUS CARI jalan keluar (find the way and make the way) hingga berhasil. Ini menerangkan kebulatan tekad (Full Commitments/FC).
Selama interview berlangsung, calon mesti konsentrasi penuh dengan selalu menatap mata pewawancara (bukan memelototi), tanpa melaksanakan acara samping lain ibarat goyang goyang kaki, dengan demikian akan terkesan, calon menghormati pihak HRD.
Setelah terpilih menjadi calon yang diwawancara, kesan pertama yang ditampilkan oleh calon karyawan harus betul betul meyakinkan pewawancara yang sudah banyak pengalaman.
Bilamana kesan pertama yang dilakukan kurang meyakinkan, hilanglah kesempatan mendapat kerja. Lalu bagaimana caranya semoga sanggup menawarkan kesan pertama luar biasa ketika melaksanakan wawancara kerja (Interview)?
Kesan Wawancara Kerja Positif = Hasil Positif
Tips menawarkan kesan positif diinginkan intinya tidak akan jauh dari: sopan santun, ramah tamah, inisiatif, kestabilan emosi, dewasa, pekerja keras dan cerdas, tidak terlalu perhitungan (easy going), loyalitas tinggi.Kalau dijabarkan tips interview yang baik meliputi: tiba di kawasan wawancara sebelum waktu yang ditentukan atau tidak terlambat, ketuklah pintu sebelum masuk ruang interview, mengucapkan salam selamat pagi, siang, sore sambil menawarkan tatapan mata (eyecontact) yang bersahabat, tidak duduk sebelum dipersilahkan duduk, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk wawancara.
Duduk tegap (bukan berarti kaku), lebih kearah penuh percaya diri, antusias dalam menjawab setiap pertanyaan, namun tetap menjadi pendengar yang baik dan tidak ‘mewawancarai’ si pewawancara.
Tidak Bertele-tele Saat Interview
Saran selanjutnya, selama wawancara berlangsung berusaha tidak memberi balasan yang bertele-tele, sebaliknya juga tidak menawarkan balasan yang terlalu singkat.Kalau diberi kesempatan untuk bertanya, bertanyalah dengan memperlihatkan calon yaitu seorang yang bisa bersosialisasi, bakir menyesuaikan diri dan punya inisiatif dan berkesan.
Jangan Sebut Semuanya Ada di CV
Kesan pertama bisa dirusak oleh satu kalimat seperti, “Kalau tidak serius kenapa saya tiba untuk diwawancara?”, “Kan terlihat terang di resume saya”.Beberapa pertanyaan jebakan sanggup dilakukan oleh pihak HRD seperti: Apakah Anda serius dengan lowongan pekerjaan ini? dan Apakah olah raga yang Anda sukai?
Dari balasan di atas terkesan calon karyawan tersebut menawarkan kesan sombong, tidak ramah, dan menantang. Apakah pewawancara akan mempertimbangkan calon dengan perilaku mental ibarat itu? Tentu tidak! Masih tersedia calon-calon yang lebih bermutu.
Tunjukkan Mental Positif, Penuh Keyakinan, dan Kebulatan Tekad
Tips wawancara kerja selanjutnya yaitu bisa menawarkan pancaran: perilaku mental positif (Positive Attitude/PA), keyakinan tak tergoyahkan dan memberi kekuatan (Unshakeable and Empowering Belief/ UEB), kebulatan tekad (Full Commitments/FC). Ketiga hal ini akan menjadi trade marks yang menunjang berhasilnya sebuah interview.Bagaimana menampilkan ketiga komponen ini dalam kesempatan kesan pertama yang hanya berlangsung 5 menit?
Ada beberapa kata kunci (key-words) yang mencerminkan perilaku mental positif, keyakinan tak tergoyahkan dan memberi kekuatan, dan kebulatan tekad dalam Wawancara Kerja (Interview).Pewawancara yang berpengalaman akan dengan simpel menangkapnya dalam kalimat-kalimat berikut.
“Itu BUKAN SALAH SAYA, atasan saya tidak menawarkan klarifikasi yang lengkap.”
Apakah kalimat ini memperlihatkan perilaku mental positif (Positive Attitude/PA)?
Tidak, alasannya yaitu calon karyawan melempar tanggung jawab, dengan menyalahkan atasannya.
Jika kurang jelas, beliau bisa bertanya sebelum menjalankan kiprah tersebut, ini bertanda perilaku mental negatif yang lebih bahagia menyalahkan pihak lain, mengeluh, ini calon yang menentukan menjadi korban/victim daripada pemenang/victor.
“Saya belum berusaha sungguh-sungguh, kurang kreatif, sehingga saya BELUM BERHASIL”
Inti dari kalimat ini sangat terang bahwa calon tidak melempar tanggung jawab, dan optimis beliau AKAN BEHASIL di masa yang akan datang. Inilah indikasi perilaku mental positif (Positive Attitude/PA).
Contoh penerapan perilaku mental positif (Positive Attitude/PA) dalam dunia kerja adalah: seorang karyawan mendapat teguran dan surat peringatan dari administrator kawasan ia bekerja.
Teguran tersebut ia dapatkan alasannya yaitu suatu kesalahan yang beliau lakukan akhir kurang jelasnya gosip yang disampaikan oleh manager. Saat mendapat teguran tersebut, apabila ia bersikap mental positif (Positive Attitude/PA), ia akan berusaha memperbaikinya, tanpa menyalahkan manager.
Artinya, apabila gosip dari manager kurang jelas, karyawan tersebut sanggup menanyakan kembali gosip tersebut hingga jelas.
“DAPATKAH saya menuntaskan kiprah ini?/CAN I do it?”
Dapatkah’ memperlihatkan perilaku yang ragu-ragu, bukan keyakinan yang tak tergoyahkan dan memberi kekuatan.
“BAGAIMANA saya DAPAT menuntaskan kiprah ini?/HOW CAN I do it?"
Dengan kata ‘bagaimana’, ini berindikasi berusaha mencari jalan keluar/solusi dan yakin bisa menuntaskan kiprah tersebut (keyakinan tak tergoyahkan dan memberi kekuatan).
“Saya akan COBA USAHA selesaikan kiprah ini, tapi TIDAK JANJI ya/I will TRY to complete this assignment.”
Inti kalimat ini memperlihatkan setengah hati, alasannya yaitu akan COBA, jikalau ketemu kendala super berat, saya menyerah.
“Saya HARUS menuntaskan kiprah ini!”
Dengan kata HARUS, berarti apapun yang terjadi, HARUS CARI jalan keluar (find the way and make the way) hingga berhasil. Ini menerangkan kebulatan tekad (Full Commitments/FC).
3 Hal Tidak Pantas Dilakukan Saat Wawancara Kerja (Interview)
- Sering melihat arloji atau jam dinding. Ini bertanda calon ingin cepat-cepat menuntaskan wawancara kerja, mungkin akan menghadiri interview lain, atau bosan dengan pewawancara.
- Sering membetulkan beling mata. Ini bisa diartikan, calon sedang gugup, mungkin ada hal hal yang ditutup-tutupi.
- Merapikan dasi. Ini bisa ditafsirkan sebagai kurang percaya diri, alasannya yaitu selalu merasa ada yang kurang rapi.
Selama interview berlangsung, calon mesti konsentrasi penuh dengan selalu menatap mata pewawancara (bukan memelototi), tanpa melaksanakan acara samping lain ibarat goyang goyang kaki, dengan demikian akan terkesan, calon menghormati pihak HRD.
Kesan pertama jangan hingga bernada ekstrem, terlalu meninggikan diri atau terlalu merendahkan diri.
Tips Terakhir: Berikan Pertanyaan Akhir yang Berkesan
Berhati-hatilah dalam memberi pernyataan dalam kesan pertama, jangan terlalu merendah hingga menyinggung perasaan pewawancara, alasannya yaitu kadang-kadang, kita tidak tahu persis latar belakang pendidikan pewawancara. Calon karyawan si A menuntaskan studi di fakultas hukum, pada ketika dipuji oleh panel pewawancara bahwa lulusan fakultas aturan yaitu hebat-hebat. “Ah, itu tidak ada apa-apanya. Kalau kuat menghafal, lama-lama juga lulus,” demikian balasan si A merendah. Dia tidak tahu salah satu pewawancara yang duduk di depan yaitu Sarjana Hukum, bukankah pernyataan si A sedikit menyinggung perasaan pewawancara? Ini bisa mengakibatkan kesan pertama yang negatif.
Sekian artikel mengenai beberapa tips wawancara kerja (interview) yang sanggup diinformasikan kepada kalian semua. Semoga bermanfaat. Untuk lebih lengkapnya sanggup dibaca di ebook gratis Sukses Semua Tipe Interview (Wawancara) melalui Super Diktat CAT CPNS 2019- 2020
Sekian artikel mengenai beberapa tips wawancara kerja (interview) yang sanggup diinformasikan kepada kalian semua. Semoga bermanfaat. Untuk lebih lengkapnya sanggup dibaca di ebook gratis Sukses Semua Tipe Interview (Wawancara) melalui Super Diktat CAT CPNS 2019- 2020
Belum ada Komentar untuk "√ 6+ Tips Wawancara Kerja Mengatakan Kesan Pertama!"
Posting Komentar