√ Pengertian, Tipe, Sintak, Dan Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif - Belajar yakni serangkaian acara kompleks dilakukan demi mencapai perubahan diri secara spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Banyak cara dilakukan pendidikan untuk mencapai kesuksesan pembelajaran ideal. Pemilihan model pembelajaran sempurna merupakan salah satu caranya.

Menggunakan model pembelajaran sempurna tentu sangat berkhasiat dan penting sehingga setiap tujuan pembelajaran yang direncanakan sanggup di capai oleh peserta didik. Jika semua planning dirancang oleh guru sudah baik, dan menentukan materi pelajaran tepat, namun jikalau model pembelajaran yang dipilih tidak cocok dengan kondisi siswa dan sekolah. Tentu saja semua planning guru tersebut menjadi sia-sia belaka.

Penerapan model pembelajaran di sekolah yakni salah satu tindakan yang penting, lantaran sanggup meningkatkan keberhasilan Standar Kelulusan Siswa. Dalam dunia pendidikan, sudah banyak diciptakan model pembelajaran yang diharapkan menjadi tanggapan terciptanya kondisi nyaman, efektif, dan efisien dalam acara mencar ilmu mengajar di sekolah. Model pembelajaran kooperatif salah satu diantaranya.

Lalu apa yang menarik dari model cooperative learning? Bagaimana langkah-langkah menerapkan model kooperatif di kelas? Seperti apa sintak yang tepat?. Untuk lebih jelasnya sanggup dilihat dibawah ini.
 Belajar yakni serangkaian acara kompleks dilakukan demi mencapai perubahan diri secar √ Pengertian, Tipe, Sintak, dan Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Para Ahli

Robert E. Slavin "Effects of Cooperative Learning on Mainstreamed Academically Handicapped Children"

Beliau yakni salah satu psikolog pendidikan yang telah melahirkan buku mengenai cooperative learning. Slavin beropini bahwa ” In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher.” 

Berdasarkan hal tersebut disimpulkan model pembelajaran kooperatif yakni suatu acara mencar ilmu yang terdiri dari kelompok 4 hingga 6 orang secara kolaboratif saling bekerjasa sama sehingga sanggup merangsang gairah mencar ilmu antar siswa.

Achmad Sugandi "Teori Pembelajaran"

Cooperative learning yakni Rancangan pengajaran yang dilakukan guru secara terstruktur kepada siswa biar sanggup bekerja sama secara dalam menuntaskan tugas-tugas mereka. Model pembelajaran ini dilakukan secara berkelompok. Tetapi, cooperative learning melebihkan sekedar siswa mencar ilmu secara kelompok. Belajar kooperatif lebih terstruktur sehingga mendorong siswa menjadi lebih terbuka dan interdepedensi efektif berinteraksi antar anggota.

Rusman "Model Model Pembelajaran"

Pembelajaran Kooperatif yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa mencar ilmu dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat hingga enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Didalam penerapan cooperative learning, seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator, dimana tugasnya menjadi jembatan penghubung biar pemahaman siswa terhadap materi pelajaran menjadi lebih bagus. Siswa intinya diberi kesempatan untuk menerapkan ide-ide secara berkelompok menjadi suatu pengalaman langsung.

Anita Lie " Cooperative Learning"

Prof. Dr Anita Lie, M.A., Ed.D merupakan praktisi pendidikan dan hebat kurikulum dari Universitas Kristen Widya Mandala Surabaya (UWKMS). Menurut beliau, pembelajaran kooperatif tidak sama dengan mencar ilmu dalam kelompok.

Perbedaan cooperative learning dengan mencar ilmu kelompok lainnya yakni pada pembagian siswa membentuk kelompok lebih merata dan terintegritas. Penerapan sintak model pembelajaran kooperatif sanggup membuat acara pengelolaan kelas lebih efektif dan terarah.

Ada 5 unsur penting dalam menerapkan pembelajaran kooperatif sanggup berhasil. Kelima unsur tersebut antara lain: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan Evaluasi proses kelompok.

Drs. H. isjoni, M.Si., Ph.D "Pembelajaran Kooperatif"

Pembelajaran kooperatif yakni salah satu model pembelajaran yang sanggup dipakai melalui pendekatan acara mencar ilmu berpusat pada siswa guna memecahkan permasalahan yang ditemukan guru biar acara mencar ilmu siswa lebih aktif.

Guru membentuk kelompok antar siswa dengan tingkat kemampuan berbeda dan guru berinteraksi dengan antar kelompok jikalau memang belum-belum diperlukan. Siswa saling membantu memahami materi. Pembelajaran belum tuntas jikalau terdapat salah satu anggota yang belum menguasai materi pelajaran

Abruscato "Sm Teaching Children Science I"

Pembelajaran kooperatif yakni salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan faham konstruktivis yang berpandangan bahwa bawah umur diberi kesempatan biar menggunakan secara sadar strateginya sendiri dalam belajar, sedangkan guru membimbing siswa sehingga memperoleh pengetahuan yang lebih baik di masa depan.

David W. Johnson , Roger T. Johnson , dan Edythe Johnson Holubec "Cooperative Learning in the Classroom"

Pembelajaran Kooperatif yakni Kegiatan mencar ilmu berkelompok antar siswa demi mencapai tujuan pembelajaran yang terpenuhi. Guru merancang situasi mencar ilmu mengajar dengan mengawasi kelompok-kelompok siswa sehingga sanggup menawarkan santunan atau umpan balik sehingga proses acara berjalan secara efektif.

Guru Profesional mempunyai 6 kompetensi dalam menerapkan cooperative learning, yaitu:
  1. Merancang tujuan pembelajaran.
  2. Membuat hukum pra pengajaran dengan kelompok siswa, berupa: materi, ruangan, kiprah siswa.
  3. Memberikan klarifikasi detail mengenai tujuan dan kiprah yang akan diselesaikan.
  4. Mengatur biar pembelajaran kooperatif sanggup terlaksana
  5. Mengawasi dan menawarkan masukan kepada kelompok siswa biar acara lebih efektif.
  6. Membantu siswa bekerja dalam kelompok menjadi lebih terkolaborasi dengan menawarkan penilaian secara menyeluruh.

Abrami & Chambers Tahun 1996

Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai suatu seni administrasi dalam dunia pendidikan biar sanggup membuat pembelajaran lebih aktif dengan cara membentuk kelompok-kelompok mencar ilmu kecil antar siswa dengan impian mereka bisa mengembangkan pembelajaran diri menjadi lebih baik.

Tujuan utama membentuk kelompok kooperatif siswa yakni supaya siswa lebih tertarik mencar ilmu dibandingkan dengan mencar ilmu sendiri. Pembelajaran siswa mustahil sanggup terealisasi jikalau mereka kurang tertarik untuk belajar.

Ada 3 alasan mengapa siswa mau belajar, yaitu alasan hasil, alasan antar perseorangan, dan alasan cara. Mendorong kelompok mencar ilmu dengan menggunakan ketertarikan hakiki dalam tugas-tugas gres yang lebih terstruktur. Melalui sobat sanggup membantu hasrat dan menjadi bab dari kebutuhan kelompok

Venman, Benthum, Bootsma, Dieren dan Kemp

Pada tahun 2002, 5 hebat ini melaksanakan penelitian terhadap perilaku guru dalam pembelajaran kooperatif. Menurut mereka, jikalau guru mempunyai perilaku konkret terhadap acara pembelajaran kooperatif, maka akan menawarkan dampak potensial secara keseluruhan proses mencar ilmu mengajar.

Tingkat umpan balik yang diberikan guru dalam cooperative learning membarikan dampak signifikan kepada siswa dalam menawarkan keterlibatan dalam kelas. Guru disarankan menawarkan kontribusi penting dalam meningkatkan pemahaman siswa di masa depan.

Sanjaya Tahun 2009

Pembelajaran kooperatif yakni model pembelajaran menggunakan sistem tim kecil atau kelompok siswa, terdiri dari 4 hingga 6 orang yang mempunyai kemampuan akademis, latar belakang, jenis kelamin, suku, ras yang berbeda, sehingga lebih heterogen. Penilaian juga harus dilakukan secara kelompok dan individu. Pemberian reward/penghargaan diharapkan jikalau mereka memperlihatkan prestasi diharapkan.


Dari pendapat para hebat diatas mengenai model pembelajaran kooperatif, sanggup disimpulkan bahwa: pembelajaran kooperatif yakni acara mencar ilmu melibatkan sejumlah siswa membentuk kelompok kecil yang anggotanya mempunyai kemampuan berbeda (beragam). Semua dilakukan untuk menuntaskan permasalahan yang diberikan oleh guru. Setiap anggota harus saling membantu dan bekerja sama biar sanggup memahami pengetahuan terhadap materi pelajaran. Belajar belum tuntas, jikalau salah satu anggota belum menguasai isi materi pelajaran.

Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Banyak cara sanggup dilakukan untuk membuat suasana mencar ilmu yang menarik bagi siswa. Semua itu bertujuan biar tujuan pembelajaran sanggup tercapai dengan baik sehingga sanggup menghasilkan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

Hal sama juga terjadi pada model pembelajaran kooperatif. Melalui penggabungan banyak sekali tipe dan cara mencar ilmu yang menarik, sanggup menghasilkan Tipe cooperative learning yang baru. Adapun beberapa tipe model pembelajaran kooperatif tersebut sanggup dilihat dibawah ini:

TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)

Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif yang lain. TAI lebih kepada penggabungan cooperative learning dengan pembelajaran individu. Setiap siswa yang mempunyai tingkat akademik individu tinggi sanggup berpindah-pindah kelompok guna menawarkan pengajaran kepada kelompok lain yang membutuhkan bantuan.

Diakhir pembelajaran kooperatif tipe TAI dilakukan Tes individu (tanpa santunan teman). Lalu diberikan skor dan penghargaan bagi siswa mempunyai nilai terbaik secara perorangan dan kelompok.

Kelebihan Kekurangan
Mampu meningkatkan hasil belajar Dibutuhkan waktu usang dalam merancang dan mengembangkan model pembelajaran
Motivasi mencar ilmu siswa meningkat Semakin banyak siswa di kelas, semakin sulit menawarkan bimbingan kepada siswa
Perilaku siswa yang mengganggu lebih terkontrol
Dapat membantu siswa yang mempunyai kemampuan mencar ilmu lemah

STAD (Student Teams Achievement Division)

Tipe pembelajaran koperatif STAD sangat cocok dipakai untuk menguatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Guru menawarkan presentasi kepada kelompok sesuai topik yang diajar, kemudian kelompok mencar ilmu siswa melaksanakan diskusi dalam menuntaskan problem ataupun tugas-tugas yang diberikan guru sesudahnya.

Siswa tetap sanggup bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi tim. Selanjutnya siswa diberikan tes individu untuk memperoleh skor/nilai sesuai kompetensi dasar yang ingin diraih.
Direkomendasikan tipe STAD diperkenalkan kepada siswa jikalau ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas.

Kelebihan Kekurangan
Siswa sanggup bekerja sama demi meraih tujuan pembelajaran Diperlukan waktu mencar ilmu yang usang dalam mencapai target
Siswa saling memotivasi antar sobat untuk berhasil Kurangnya kontribusi siswa akademik lemah
Siswa lebih aktif menjadi tutor sebaya terhadap temannya Guru membutuhkan kemampuan sebagai fasilitator dalam menerapkan tipe mencar ilmu STAD
Antar siswa saling tumbuh berkembang bersama Siswa harus saling terbuka dalam bekerja sama

Coperative learning tipe Jigsaw

Model pembelajaran jigwas dikembangkan oleh Elliot Aronson di Universitas Texas. Hampir sama dengan model STAD, tetapi beberapa siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi di sebut sebagai hebat "expert". 

Para anggota hebat ditempatkan di beberapa kelompok acak. Mereka berkumpul bersama terlebih dahulu untuk mendiskusikan topik pelajaran. Kemudian para hebat kembali kedalam kelompok mengajarkan topik yang dikuasai kepada para anggotanya. Akhir pembelajaran diberikan quis atau tes sesuai materi pembelajaran.

Kelebihan Kekurangan
Siswa mencar ilmu bertanggung jawab Kadang terjadi hambatan antar sobat sendiri dalam memahami konsep
Siswa tidak hanya memahami materi, tetapi harus bisa mentransfer pengetahuan mereka kepada temannya Sulit berdiskusi dengan teman, jikalau tidak mempunyai kepercayaan diri tinggi
Hubungan mencar ilmu terjalin melalui keberagaman sosial siswa Guru harus selalu menawarkan instruksi biar acara diskusi berjalan lancar
Meningkatkan kerja sama siswa dalam memahami materi pelajaran Sangat sulit dilakukan untuk rombongan mencar ilmu lebih dari 40 siswa

Reverse Jigsaw

Tipe model pembelajaran kooperatif ini merupakan kebalikan dari jigsaw. Para hebat dari beberapa siswa akan membentuk kelompok hebat yang akan menawarkan pengajaran kepada seluruh kelas (materi pelajaran telah mereka kuasai terlebih dahulu).

NHT (Numbered Heads Together)

Model pembelajaran NHT dilandasi oleh teori mencar ilmu kontruktivisme. NHT merupakan kepanjangan dari Number Heads Together pertama sekali dikembangkan oleh Spencer Kagan. Pembelajaran ini dimulai dengan siswa membentuk kelompok yang dinamai sesuai nomor tertentu, selanjutnya mereka berdiskusi dalam memahami materi pelajaran (dapat dilakukan dengan mengerjakan soal atau LKS).

Guru akan menyebutkan nomor kelompok, setiap anggota kelompok dipanggil akan menjawab pertanyaan diajukan oleh guru sesuai topik pelajaran. Hasil dari tanggapan tersebut akan diberikan skor. Diakhir pembelajaran skor kelompok akan diumumkan untuk diberikan penghargaan atau reward terhadap hasil mereka. Bersama dengan guru akan menawarkan kesimpulan untuk menutup proses mencar ilmu mengajar.

TGT (Team Game Tournament)

Tipe model pembelajaran ini hampir sama dengan NHT, perbedaannya terletak pada kuis yang diberikan. Pada tipe TGT siswa harus saling bersaing dalam kompetensi layaknya sebuah tournamen dalam bentuk permainan. Kegiatan mencar ilmu sambil bermain harus dilaksanakan secara adil.

Two Stay Two Stray

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif ini dimulai dari pembagian kelompok heterogen terdiri dari 4 orang. Guru menawarkan siswa untuk mendiskusikan permasalahan materi pelajaran bisa dalam bentuk tugas.

Selanjutnya 2 anggota dari kelompok akan pergi menuju kelompok lain untuk saling membuatkan pengetahuan kepada anggota lainnya. Dua anggota lain akan tetap di dalam kelompok bertindak sebagai akseptor tamu bagi anggota kelompok lain.

Model pembelajaran koopetatif ini menawarkan kesempatan kepada setiap orang untuk saling bekerja sama dengan kelompok lain. Setelah saling membuatkan pengetahuan dan menuntaskan tugas, setiap anggota akan kembali ke kelompok masing-masing sehingga sanggup membahas hasil kerja mereka.

Sintak dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Menerapkan cooperative learning dalam acara mencar ilmu berarti mengubah kiprah guru menjadi seorang fasilitator dan pendekatan dilakukan harus terpusat kepada siswa dalam bentuk kelompok belajar.

Dalam acara pembelajaran dibutuhkan planning yang matang dilakukan oleh guru. Oleh lantaran itu diperlukannya susunan tahapan yang benar, biar acara mencar ilmu mengajar menjadi lebih terarah, efektif, dan efisien sehingga sanggup tujuan pembelajaran sanggup tercapai dengan baik. Prosedur tahapan acara mencar ilmu inilah yang dinamakan dengan Sintak.

Terdapat 6 fase sintak yang harus dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu:
  1. Fase Pertama: Guru memberikan maksud tujuan dan menawarkan motivasi terhadap siswa sebagai pembuka pembelajaran kooperatif. Ini dilakukan biar siswa memahami setiap mekanisme dan hukum di kelas.
  2. Fase Kedua: Memberikan beberapa warta isi akademik melalui bermacam-macam cara menyerupai demonstrasi atau materi materi pelajaran
  3. Fase Ketiga: Membagi siswa-siswi secara heterogen kepada kelompok belajar. Guru juga harus menjelaskan betapa pentingnya mereka untuk sanggup saling bekerja sama. Setiap anggota kelompok melaksanakan tugasnya masing-masing demi mencapai tujuan bersama.
  4. Fase Keempat: Membimbing setiap kelompok dengan menawarkan petunjuk, instruksi atau meminta siswa mengulangi acara mencar ilmu biar sanggup bekerja sama dengan baik
  5. Fase Kelima: Guru melaksanakan penilaian secara konsisten terhadap hasil mencar ilmu kelompok melalui acara presentasi
  6. Fase Keenam: Memberikan reward atau penghargaan dalam upaya menghargai hasil kerja keras secara individu atau kelompok.

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas biar berjalan sebagaimana mestinya.

Fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan motivasi awal siswa
Pada awal pertemuan, guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan melaksanakan motivasi biar siswa semangat untuk belajar
Fase 2
Memberikan pemahaman materi pelajaran
Guru melaksanakan pengajaran awal dengan banyak sekali cara untuk menawarkan pemahaman gres perihal topik pelajaran
Fase 3
Membagi siswa membentuk kelompok
Guru membantu siswa dalam membentuk kelompok mencar ilmu yang terdiri dari 4-6 siswa secara heterogen
Fase 4
Membimbing kelompok belajar
Guru melaksanakan bimbingan, jikalau kelompok siswa mengalami kesulitan dalam menuntaskan permasalahan belajar
Fase 5
Melakukan Evaluasi Pembelajaran
Memberikan penilaian menyeluruh baik secara individu atau kelompok. Jika diharapkan kelompok siswa melaksanakan presentasi.
Fase 6
Memberikan Reward
Memberikan penghargaan yang layak terhadap siswa baik melalui individu atau kelompok dalam upaya menghargai kerja keras mereka


Sebagai tenaga pendidik profesional, guru harus mempunyai beberapa keahlian pedagogik yang dibutuhkan untuk membuat suasana mencar ilmu yang aman bagi siswa biar proses mencar ilmu mengajar di kelas sanggup tercapai dengan baik.

Sekian artikel mengenai model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang sanggup bagikan kepada guru semua. Semoga sanggup bermanfaat bagi kita semua dalam melaksanakan kiprah mengajar di sekolah.

Belum ada Komentar untuk "√ Pengertian, Tipe, Sintak, Dan Langkah Model Pembelajaran Kooperatif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel