√ Download Perangkat Pembelajaran K13 Aqidah Moral Revisi 2019 Kelas 1, 2, 3, 4, 5, & 6
Nabi Muhammad saw. selalu melakukan perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah alhasil sukses dan berhasil. Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan pekerjaan. Salah satu kunci kesuksesan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau perbuatan, yakni mengerjakannya dengan percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan seutas tali, akan berhasil melakukannya kalau ia tahu dirinya bisa melakukannya. Bentuk keyakinan akan kemampuan diri misalnya tenaganya kuat, tidak takut melihat ketinggian, dll. Akan tetapi kalau seseorang ragu akan kemampuannya, juga gampang takut melihat arus sungai dari ketinggian, ia akan melaksanakan pekerjaan itu dengan ragu-ragu. Bahkan alasannya yakni tidak mengenali dirinya yang bekerjsama atau ia penakut, maka ia bisa tercebur ke sungai.
Setiap kali seseorang hendak mengerjakan sesuatu, maka ia harus menentukan melakukannya dengan percaya diri atau meninggalkannya sama sekali. Jika ia menentukan mengerjakan berarti ia tahu dirinya mampu mengerjakan. Namun jika ia ragu-ragu bisa ataukah tidak, maka lebih baik ia meninggalkan pekerjaan itu.
Agar seseorang memiliki sikap dan mental percaya diri, Islam telah menunjukkan beberapa caranya.
Bertawakal kepada Allah Swt.
Jika seseorang akan mengerjakan sesuatu maka hendaknya bertawakal kepada Allah Swt. sebelum melakukannya. Insya Allah, Allah Swt. akan menolong.
Allah Swt. ber!rman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Artinya: “... Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
Bertawakal artinya menyerahkan keberhasilan pekerjaan yang sedang kita lakukan hanya kepada Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt. akan menolong kita. Akan lebih sempurna bilamana setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya membaca basmallah terlebih dahulu kemudian bertawakal kepada Allah Swt.
Jangan ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu. Salah satu cara semoga kita tidak ragu yakni mengenali diri sebelum mengerjakan, apakah kita benar-benar bisa mengerjakannya ataukah tidak.
Peserta didik perlu dibelajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri menyerupai itu. Apakah ia mampu? Lalu apakah waktunya cukup? Apakah bila ada halangan bisa mengatasi?
Jika akseptor didik menjawab (setelah memahami diri sendiri) mampu, alasannya yakni punya keahlian, waktunya cukup, serta bisa mengatasi halangan, maka akseptor didik tersebut akan mempunyai kepercayaan diri.
Berbeda halnya kalau ia tidak tahu atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya ,akan tetapi tetap melakukannya, maka kemungkinan ia akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi keraguan dan rasa takut, besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.
Jangan aib mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum mengerjakan sesuatu kita dihantui oleh perasaan ragu dan malu, sehingga tanpa kita sadari, waktu yang tersedia habis oleh perasaan ragu dan aib itu. Apabila kita menjadi hamba Allah Swt. yang bertawakal maka kita harus menjauhi kedua sifat aib dan ragu itu.
Jangan keliru menafsirkan sabda Rasulullah saw. :
Artinya: Rasulullah saw. bersabda: perilaku aib merupakan bab dari iman. (HR. Ahmad dengan rangkaian perawi sahih dari Abi Hurairah).
Hadis ini harus diletakkan pada makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita terbetik ingin melaksanakan sesuatu yang salah dan keliru maka kita perlu aib dan menentukan tidak mengerjakannya. Akan tetapi kalau untuk mengerjakan kebaikan kita justru dihentikan malu. Misalnya mau membantu orang yang sedang susah dihentikan malu. Mau melewati jalan yang sudah benar juga dihentikan malu. Tetapi contohnya seseorang diajak melaksanakan perbuatan yang merugikan banyak
orang (korupsi, berbohong, dll) maka kita harus malu. Malu melaksanakan maksiat/perbuatan tidak terpuji, yakni awal bagi kebiasaan seseorang yang berakhlak mulia.
Jadi, jika tiba waktu salat, maka seseorang tidak boleh aib melaksanakannya. Jika seseorang disuruh berpidato naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia bisa melakukannya, maka ia dihentikan menolaknya. Ia harus percaya diri, dihentikan ragu-ragu dan dihentikan aib dalam semua kebaikan.
Download file ( Catatan Untuk Sementara K13 Revisi 2019 Belum ada, maka Sebagai reverensi silakan download perangkat pembelajaran di bawah ini.
Download Perangkat Pembelajaran K13 Aqidah Akhlak Kelas 1-6,
Aqidah Akhlak Kelas 1, DISINI
Aqidah Akhlak Kelas 2, DISINI
Aqidah Akhlak Kelas 3, DISINI
Aqidah Akhlak Kelas 4, DISINI
Aqidah Akhlak Kelas 5, DISINI
Aqidah Akhlak Kelas 6, DISINI
Belum ada Komentar untuk "√ Download Perangkat Pembelajaran K13 Aqidah Moral Revisi 2019 Kelas 1, 2, 3, 4, 5, & 6"
Posting Komentar